Posisi Inditex pada Tahun 2025 di Indonesia, Arab Saudi, dan Uni Emirat
B2B
13.05.2025
MENA
ASIA
Model operasional terintegrasi penuh milik Inditex menunjukkan kinerja yang sangat kuat sepanjang tahun 2024, dengan penjualan, EBITDA, dan laba bersih mencapai rekor tertinggi — masing-masing €38,6 miliar, €10,7 miliar, dan €5,9 miliar. Namun, pengumuman tarif 20% atas seluruh barang dari Eropa ke AS oleh pemerintahan Presiden Donald Trump mengejutkan industri fesyen global. CEO Inditex, Óscar García Maceiras, menyoroti ketidakpastian seputar tarif tersebut yang membuat situasi “sulit diprediksi.” Dampaknya terhadap keputusan pemasaran Inditex masih belum dapat dipastikan.

Dalam studi terbarunya, Omniki.Survey meneliti Indonesia, Arab Saudi, dan UEA untuk mengeksplorasi posisi Inditex di mata konsumen dan di tengah persaingan dengan merek-merek fesyen lainnya.

Rata-rata 35% responden membeli merek Inditex dalam 3 bulan terakhir

Studi Omniki.Survey mengungkap sejumlah konsistensi dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia, Arab Saudi, dan UEA. Ketiga negara menunjukkan proporsi yang relatif serupa dalam hal jumlah orang yang telah melakukan pembelian setidaknya satu produk Inditex dalam tiga bulan terakhir — Indonesia (28,8%), Arab Saudi (35,8%), dan UEA (39,4%). Selain itu, lebih dari 70% responden di semua negara mengetahui merek-merek Inditex, dengan Zara menjadi yang paling dikenal dan Oysho yang paling sedikit dikenali.

APAKAH ANDA MEMBELI PRODUK DARI SALAH SATU MEREK INDITEX DALAM 3 BULAN TERAKHIR?

Dengan maraknya konsumsi berlebihan di industri fesyen dalam dua dekade terakhir, permintaan terhadap pakaian cepat pakai diperkirakan akan terus meningkat — dan Indonesia, Arab Saudi, serta UEA tidak terkecuali. Zara tetap menjadi merek paling dikenal, sementara Oysho menempati posisi terendah dalam hal kesadaran merek di semua pasar.

Non-Shopper — Peluang yang Tersembunyi?

Omniki.Survey memberikan wawasan berharga mengenai apakah masyarakat Indonesia, Arab Saudi, dan UEA merasa bahwa merek Inditex memenuhi kebutuhan fesyen mereka. Sebagian responden yang cukup signifikan — 23,9% di Indonesia, 18,7% di Arab Saudi, dan 16,6% di UEA — menyatakan bahwa merek-merek Inditex belum mampu menjawab kebutuhan gaya mereka. Warga UEA cenderung lebih positif terhadap kemampuan Inditex dalam memenuhi selera lokal dibandingkan dengan Indonesia dan Arab Saudi, di mana masing-masing 58,3% dan 50% responden merasa bahwa ekspektasi mereka belum sepenuhnya terpenuhi.

Kami meyakini bahwa kelompok pemangku kepentingan yang tergolong non-shoppers perlu ditelusuri lebih lanjut guna mengetahui alasan sebenarnya yang membuat mereka tidak memilih merek Inditex — apakah karena praktik konsumsi sadar (mindful consumption), sensitivitas harga, atau faktor lainnya.

ZARA Dipuji Mayoritas

Tinjauan lebih dalam terhadap Zara menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia, Arab Saudi, dan UEA secara umum memiliki sentimen positif terhadap merek ini. Kata-kata seperti trendi dan stylish sering disebut saat responden menggambarkan emosi yang ditimbulkan oleh Zara.

Satu metrik penting yang perlu dicermati adalah persentase responden di Indonesia (14,8%) yang menganggap Zara terlalu mahal. Namun, hal ini kemungkinan mencerminkan daya beli lokal yang lebih rendah akibat situasi ekonomi di negara tersebut.

Tentang Omniki.Survey

Omniki.Survey menggunakan metode river-sampling untuk mengumpulkan data dari responden netral, menyaring respons yang terlalu cepat atau tidak logis guna memastikan kualitas dan ketahanan data.

Dengan menerapkan praktik terbaik dalam ilmu sosiologi, Omniki.Survey menyajikan fakta-fakta dasar dan membantu pihak pemerintah maupun perusahaan memperoleh wawasan yang dibutuhkan untuk menciptakan perubahan positif.

Tinggalkan email Anda dan dapatkan laporan dengan data berikut mengenai Indonesia, Arab Saudi, dan UEA
  • Tren Pembelian
  • Kesadaran terhadap Merek-Merek Inditex
  • Preferensi Konsumen
  • Persepsi terhadap Zara
  • Penilaian Iklan
AKHIR DARI RILIS PUBLIK

Our Partners & Events

Copyright @ 2025 Omniki.survey
|